Semangat Baru



Setelah lebaran sepertinya ada semangat baru yang menyirami sekujur tubuhku aku masih bekerja ditempat yang sama, dengan posisi yang sama, juga teman-teman yang sama. Sebelum lebaran sempat muncul kejenuhan dengan pekerjaan sehari-hari sebagai TU disebuah madrasah swasta, menjadi TU berarti setiap hari harus duduk didepan computer menyelesaikan berbagai administrasi madrasah, atau harus muter-muter mnyempaikan surat-surat atau laporan-laporan, atau juga kadang-kadang hanya santai dikantor, sebetulnya menjadi TU bukanlah pekerjaan yang terlalu berat namun seperti pekerjaan lainnya juga memerlukan komitmen dan juga tentunya perasaan nyaman serta sreg dihati.

Sebagai seorang yang selama masih kuliah sudah berkenalan dengan tulisan-tulisan Paulo Freire hingga Ivan Illich meski tidak juga sepenuhnya paham atas pemikiran mereka, yang skripsinya mengangkat pemikiran kritis Romo Mangun, yang pernah mencoba menjadi aktivis meski tidak terlalu aktif, yang berharap dapat beasiswa S2 diluar negeri meski TOEFLnya nol, yang bercita-cita mendirikan sekolah alternative semacam Qoryah Thoyibah, menjadi TU merupakan pekerjaan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Namun bukankah segala sesuatunya harus dilihat secara positif, setelah lebaran ini aku seperti mendapat pencerahan sekaligus energi baru tentang hal ini, dengan menjadi TU aku lebih paham birokrasi pendidikan beserta segala permasalahanya, dengan menjadi TU aku juga semakin mafhum mengapa Romo Mangun menulis Impian dari Yogyakarta juga mengapa Roem Topatimasang menulis Sekolah itu candu,  menjadi TU juga sama dengan belajar kembali administrasi pendidikan dengan praktek langsung bukan sekedar dengan teori, maka menjadi TU semoga membuatku semakin bijak sekaligus cerdas untuk melangkah kedepan, bukan menjadi jumud dan kehilangan kreatifitas, karena menjadi TU adalah pijakan awal untuk pijakan-pijakan yang lebih tinggi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garis Pertemuan Laut dan Langit

Pendapat mereka tentang sekolah

Hotpant