Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Rindu

Aku simpan rinduku Aku pendam dalam-dalam Namun kini Mengetahui kamu masih juga sendiri Ingin rasanya kugali kembali rindu itu Rindu yang dulu pernah menuntun kakiku Mengetuk pintu rumahmu

17 Agustus 17 Ramadhan

Mungkin hanya sebuah kebetulan saja ketika peringatan hari kemerdekaan tahun ini bertepatan dengan peringatan nuzulul qur’an, jadi tanggal 17 agustus persis berbarengan dengan 17 Ramadhan sebuah kebetulan yang langka sekaligus menarik.  Saya pernah mendengar dari sumber yang tidak jelas – karena sumbernya cuman dari orang ngobrol dan saya juga sudah lupa siapa orangnya – bahwa proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dulu bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan, jadi kalau kabar itu benar berarti tahun ini merupakan pengulangan dari peristiwa 66 tahun yang lampau. Kedua tanggal itu, 17 Agustus dan 17 Ramadhan, memang mempunyai makna tersendiri bagi bangsa Indonesia. 17 Agustus adalah hari dimana proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, pada hari itulah Soekarno Hatta menyatakan kemerdekaan Indonesia. sedangkan 17 Romadhan atau tepatnya malam 17 Ramadhan adalah hari dimana Al Qur’an diturunkan pada malam itulah Kanjeng Nabi Muhammad SAW

Suara Adzan Kang Salem

Bisa dipastikan setiap hari bahkan setiap kali waktu sholat tiba, jika saya sedang dirumah pasti mendengar suara adzannya Kang Salem, dia adalah muadzin masjid desa kami, setiap waktunya dia habiskan dimasjid menjaga waktu sholat, membersihkan masjid, hingga mengumumkan berita kematian, kata Ibuku orang seperti Kang Salem ini nanti bakalan masuk surga bersama Kanjeng Nabi bahkan ketika dikubur jenazahnya tidak akan membusuk, tentang kebenaran kata-kata itu Wallahu ‘Alam hanya Tuhan yang tahu. Kang Salem tidak pernah bicara tentang keutamaan jama’ah, tidak pernah pula bicara keutamaan masjid, dia tidak merasa menjadi orang hebat dengan menjadi seorang muadzin, tidak merasa lebih hebat dari jamaah yang hanya ke masjid ketika waktu sholat datang, atau yang sholat jamaah pada waktu Maghrib saja, atau bahkan yang ke masjid hanya pada waktu sholat Idul Fitri (alias setahun sekali). Orang seperti kang salem inilah symbol dari ketulusan, keberagamaanya bers

Api Cinta

Ingin aku sulut api dalam dadaku agar membakar semua resah, keraguan dan ketidakpastian, membakar kemarahan, kepicikan pikiran, dan segala bentuk arogansi, membakar kesedihan, inferioritas dan kelemahan manusiawi, ingin aku bakar semua itu dengan api Cinta agar semuanya berubah menjadi abu Cinta agar segalanya berubah menjadi Cinta.  Dengan Cinta, keresahan, keraguan dan ketidakpastian menjadi ketenangan. Dengan Cinta, kemarahan, kepicikan dan arogansi berubah menjadi kelembutan. Dengan Cinta, kesedihan, inferioritas dan kelemahan, menjelma menjadi kekuatan.