Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Lelaki Pendiam

Aku akan mendengarkanmu menyanyi hingga seluruh udara taman dipenuhi oleh nyanyianmu yang menggema menuntun tarian kupu-kupu, aku akan mendengarkanmu menyanyi hingga burung-burung jengkel sebab kicauanya kalah merdu dengan suaramu, sebab suaramu adalah suara kegembiraan alam, canda lepas bocah-bocah. Aku akan mendengarkan semua ceritamu, tentang masa kecilmu yang cengeng hingga tak pernah mau lepas dari tangan ibumu, aku akan mendengarkan cerita masa mudamu yang penuh senyum persahabatan dan tawa kebahagiaan juga tentang mimpi-mimpimu yang menjulang menembus langit, aku akan dengarkan semua.  Aku akan mendengar keluh kesahmu, segala hal yang membuatmu bersedih seperti mendung dipagi musim penghujan ungkapkanlah padaku sebab aku akan mendengar semuanya dengan ketulusan rumput yang bergoyang, akupun akan menghapus air matamu jika keluh kesahmu mengharuskan keluarnya air mata itu, air mata bukanlah bukti kelemahan namun air mata adalah bukti kemanu

Pendapat mereka tentang sekolah

Kata beberapa orang : Sekolah itu Harapan, jalan untuk meraih masa depan Kata beberapa orang yang lain : Banyak harapan pupus disekolah Kata orang Yunani : Sekolah (Skole) itu waktu luang untuk belajar Kata orang Indonesia : Sekolah itu waktu sibuk untuk belajar Kata Pemerintah : Sekolah itu hanya wajib Sembilan tahun selebihnya sunnah Kata Rakyat : Sekolah itu bukannya wajib tapi hak Kata Bapak Guru : Sekolah itu tempat menuntut ilmu Kata orang tua : Sekolah itu tempat dimana mereka menitipkan anak-anaknya Kata anak sekolah : Sekolah itu tempat yang membosankan Kata Paulo Freire : sekolah itu kapitalisme yang licik Kata Kapitalis : Sekolah itu lahan bisnis Kata Roem Topatimasang : Sekolah itu candu Kata pengedar Narkoba : Sekolah itu tempat mengedarkan candu Kata Ivan Illich : Sekolah itu sebaiknya dibubarkan saja Kata Pemborong : Sekolah itu jangan dibubarkan tapi dipugar lalu dibangun lagi Kata Eko Prasetyo : Orang miskin dilarang Sekolah Kata O

Kata

Begitu sebuah kata ditulis, kata itu akan menggulung semua, mendatangi siapa saja yang memahami atau tidak memahaminya. Tulisan tidak menyadari kepada siapa kata itu seharusnya ditujukan atau kepada siapa tidak ditujukan. (Socrates) Ketika sebuah kata ditulis maka kata itu akan mewakili sang penulis menjumpai ribuan bahkan jutaan orang lainnya, kata itu akan mempertemukan sang penulis dengan pembacanya diruang public maupun diruang-ruang pribadi sang pembaca, sehingga akan terjalin sebuah keakraban imajiner antara penulis dengan pembaca. Ketika sebuah kata ditulis kata itu akan menyuarakan suara hati sang penulis, dan lalu   menyampaikannya kepada sang pembaca untuk berbagi segala hal dalam kata-kata yang tertulis itu, sehingga kata yang ditulis akan menjadi wacana (baik dominan maupun pinggiran). Ketika sebuah kata ditulis kata itu akan menjadi senjata bagi para pejuang, kata menyatukan sang pejuang dengan perjuangannya dan mempertemukan keduanya