Error bertubi-tubi
beberapa hari belakangan ini komputer kantor
sangat nyebelin, bagaimana tidak, komputer itu yang bagi saya ibarat cangkul
buat para petani, ibarat jala para nelayan, atau ibarat pencitraan para
politisi (Upss yang terakhir ngarang ding), intinya melalui komputer itulah
saya mengerjakan banyak pekerjaan dan dari situlah saya dapat gajian, nah
cangkul atau jala saya itu error secara bergantian dari satu hardware ke
hardware lain, dari satu software ke software lain, pusing.
Pertama, waktu itu saya sedang ngetik, tik
tik tik, tiba-tiba tampilan layar monitor tanpa diminta berubah mirip motif
kaos seragam timnas Argentina, lurik lurik putih biru, pikir saya waktu itu
cuma ada sedikit masalah kecil yang bisa diselesaikan secara praktis dan ekonomis
dengan memencet tombol restart, maka dengan pedenya saya pencet saja tombol
kecil diatas tombol power CPU itu, dan motif seragam Argentina itupun hilang,
berganti warna hitam pekat, dan komputer tersayangpun tanpa alasan yang jelas
tidak mau nyala.
Bergaya sok tau, saya buka sendiri CPU error
itu, dan hasilnya gak ada hasil karena tetap saja CPU tak mau nyala, beberapa
teman mencoba membantu mengatasi masalah ini dan hasilnya tetap saja
bermasalah, beberapa mencoba meramal gerangan apa yang membuat komputer yang
tak lagi kusayang itu mati, ramalan pertama masalah ada pada ram, ramalan ini
langsung terbantah karena setelah ram dibersihkan hasilnya tetap mati, ramalan
berlanjut ke mother board atau power suplay, dan setelah didiagnosa oleh tukang
service ternyata masalah ada pada power suplay yang tidak mampu menyuplai.
Power suplay diganti (tanpa instal ulang)
maka CPU malang itu bisa langsung menyala dan hidup, tapi belum ada 5 menit
satu masalah selesai masalah lain datang, begitu CPU sudah diganti power
suplaynya, keyboard yang sebelumnya sehat wal'afiat tanpa sebab yang jelas
mati, akhirnya saya ubek-ubek lemari tempat barang rongsokan disimpan,
kebetulan ketemu keyboard yang lumayan masih baru, sialnya ternyata tidak semua
tombol dalam keyboard itu berfungsi sempurna, tombol spasi dan deletnya mati,
masak mau nulis tanpa spasi?
Tapi lumayanlah untuk sementara gak apa apa
spasinya pakai on screen keyboard, beberapa hari kemudian masalah datang lagi,
system operasi dalam CPU itu sebenarnya sudah bermasalah, nah ketika power
suplay diganti, tukang servisnya tidak sekalian instal ulang system operasinya,
akibatnya komputer malang itu jadi lelet dan beberapa programnya error, sayapun
membawa CPU sekarat itu ketempat servis lagi, besoknya instal ulang jadi dan
seakan tidak akan ada masalah lain lagi kecuali keyboard yang harus
diganti.
Tenyata tanpa saya ketahui sudah ada virus
Sality yang sedang bersiap-siap menyerang komputer yang seakan masih bayi baru
lahir itu, kalian tentu tahu bagaimana menyebalkannya virus Sality, virus itu
akan terdeteksi oleh anti virus, juga akan dibersihkan oleh anti virus, namun
setelah dibersihkan virus itu akan muncul kembali dengan mudahnya, kalau saja
saya yang menamai virus itu saya akan kasih nama virus siluman, karena memang
seperti siluman yang berhasil ditangkap tapi kemudian muncul lagi ditempat
semula.
Baru beberapa jam pulang dari rumah servis,
benar saja virus yang sudah bersiap-siap menyerang itu dengan sadisnya dan
tanpa ampun menyerang, lewat jaringan antar komputer kantor, virus itu menyusup
dengan diam-diam dan lalu mengobrak-ngabrik sistem operasi yang baru saja
diinstal ulang, akibatnya microsoft office word tidak bisa dibuka, excel
tampilannya jadi aneh, padahal dua program itu yang banyak saya pakai sehari-hari
untuk menyelesaikan pekerjaan.
Microsoft office yang sudah tidak bisa
dipakai lagi itu dengan sangat berat hati saya uninstal, lalu saya ganti dengan
open office, setelah saya ganti program office bisa kembali dipakai lagi, meski
ada tampilan yang agak sedikit berbeda antara microsoft office dengan open
office tapi tak masalah yang penting pekerjaan ketik-mengetik bisa berjalan,
namun ketika saya membuka file yang akan saya lanjutkan pengetikannya ternyata
isinya jadi acak-acakkan gak karuan, tablenya jadi panjang pendek, udah gitu
tulisannya juga jadi semprawut, sinting.
Lebih sintingnya lagi ketika saya akan
mengganti keyboard rusak dengan yang baru, keyboard baru itu tidak bisa konek
dengan system yang sudah amburadul itu, alhasil saya kudu pakai on screen
keyboard lagi ketika mengetik spasi dan itu bikin jari-jari pegel karena harus
bolak-balik dari keyboard ke mouse, akhirnya dengan kesal saya bawa kembali CPU
itu ke tempat service (Untuk ketiga kalinya dalam dua minggu ini), mudah-mudahan
saja setelahnya tidak timbul masalah baru.
Tiba-tiba saya kok teringat penggalan
pemikiran dari Erich Fromm, sang pemikir psikologi sosial itu pernah menulis
sebuah buku (Revolution of hope) yang salah satu intinya tentang ketergantungan
manusia modern pada mesin, pada teknologi, manusia menjadi sangat mekanik,
tidak bisa lepas dari bantuan mesin untuk menyelesaikan pekerjaannya, hingga
keputusan-keputusan kecil yang bersifat pribadi sampai keputusan-keputusan besar
yang melibatkan kepentingan banyak orangpun diputuskan lewat perantara mesin.
Nah itupula yang sepertinya menimpa saya,
atau mungkin juga anda, saya sudah mulai malas menghitung angka-angka secara
manual karena ada Excel, mulai malas menulis secara manual karena dengan
Microsoft Word bisa copy paste dengan mudah, mulai malas silaturrahim ke saudara
dan teman karena sudah ada Facebook, mulai malas cari referensi pengetahuan diperpustakaan
karena sudah ada Google dan jangan-jangan saya sudah mulai malas berpikir
karena sudah ada komputer yang menggantikan pikiran saya. Gawat.
Ajieb
BalasHapusWebat sampyan kang, nulis smuno dowone hhhhmmm tinggal dibekukan dan cari penerbit ajieeeeeeb
BalasHapus