Ramadhan dinegeriku



Alangkah indah Ramadhan dinegeriku, perempuan-perempuan berlomba-lomba menutup aurat mereka dengan jilbab-jilbab panjang menjuntai, para pria melapas blue jeans lalu memakai sarung dan peci, dengan senyum ceria mereka bersama-sama pergi kemasjid. Dalam hati aku berharap semoga keindahan ini tidak hanya dibulan Ramadhan.

Alangkah damainya Ramadhan dinegeriku, masing-masing kelompok memulai juga mengakhiri bulan Ramadhan sesuai keyakinan mereka masing-masing, pemerintah memang mengumumkan secara resmi awal dan akhir bulan Ramadhan namun mereka tidak pernah memaksa seluruh rakyatnya untuk sama seperti pemerintah. Dalam hati aku juga berharap agar kelompok minoritas seperti Syi’ah dan Ahmadiyah juga mendapatkan kedamaian dinegeri ini.

Alangkah khusyuknya Ramadhan dinegeriku, warung-warung makan tutup disiang hari, tempat-tempat hiburan tutup selama sebulan penuh, para wanita penghibur libur. Dalam hati aku berharap agar tutup dan liburnya mereka bukan karena dipaksa. 

Alangkah meriahnya Ramadhan dinegeriku, televisi-televisi menyambut bulan ini dengan tayangan-tayangan khusus Ramadhan, para artis tampak sumpringah menghibur sambil berpuasa, mall-mall menawarkan harga khusus selama Ramadhan (karyawan mereka juga berbusana muslim). Dalam hati aku berharap agar kemeriahan yang tampak tidak hanya bermotif ekonomi namun lebih banyak motif ibadahnya.

Alangkah penuh dengan kedermawanan Ramadhan dinegeriku, buka bersama digelar dimana-mana, hampir setiap masjid memberikan buka gratis untuk setiap yang datang, orang-orang kaya berlomba-lomba bershodaqoh disamping berzakat yang wajib. Dalam hati aku berharap agar kedermawanan ini tidak hanya ada dibulan Ramadhan hingga tak ada si miskin yang kelaparan dinegeri ini.

Alangkah luar biasa Ramadhan dinegeriku.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garis Pertemuan Laut dan Langit

Pendapat mereka tentang sekolah

Hotpant