Ketika yang dicinta dihina (1)

Apa yang akan kita lakukan seandainya seseorang yang begitu kita cintai dihina dan dinista oleh orang lain, apakah akan diam saja? Sebagai reaksi manusiawi, biasanya kita akan marah lalu menumpahkan kemarahan kita dengan menyerang balik orang yang menghina itu, baik dengan kata-kata maupun dengan tindakan, apalagi jika orang yang kita cintai itu bukan sekedar kita cintai namun juga kita muliakan.


Dan itulah yang terjadi diberbagai negara muslim beberapa hari terakhir, di Mesir ratusan atau ribuan orang melakukan protes dijalanan Kairo hingga terjadi bentrok dengan aparat keamanan, di Libya lebih parah lagi sekelompok orang menyerbu kedutaan besar Amerika dinegara itu tanpa bisa dihalangi oleh pihak kepolisian, tidak hanya itu massa juga menewaskan duta besar Amerika untuk Libya dan tiga orang stafnya.


Dipakistan pengunjuk rasa membakar gedung bioskop dan membakar beberapa bangunan lain, dikabarkan juga ada korban tewas dan luka-luka dalam aksi di Pakistan ini, sampai-sampai pemerintah Amerika melarang warganya untuk pergi ke Pakistan, pemerintah Pakistan sendiri telah berusaha untuk meminimalisir kekerasan dengan memfasilitasi aksi demo.


Di Indonesia, ratusan orang berusaha untuk menerobos masuk kedutaan Amerika untuk Indonesia namun berhasil dihalau oleh pihak kepolisian, sempat terjadi bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi yang berakibat terlukanya beberapa orang polisi dan ditangkapnya beberapa pengunjuk rasa.


Demonstrasi-demonstrasi yang hampir sama juga terjadi negara-negara lain, baik di Asia, Afrika maupun Eropa, bahkan sampai pemerintah Amerika dan Perancis menutup sejumlah kedutaan besarnya dibeberapa negara Muslim.


Ribuan atau bahkan jutaan orang diberbagai negara itu melakukan unjuk rasa dengan satu tujuan yang sama yaitu memprotes penayangan film yang menghina Nabi Muhammad SAW yang berjudul Innocent of muslims, semuanya melakukan itu karena manusia yang paling dicintainya dihina dan dilecehkan dalam film yang ditayangkan di youtube itu, terlebih ketika kemarahan karena film itu belum mereda sebuah majalah di Prancis malah menambah bara dengan menerbitkan kartun Nabi.


Tapi bagaimana jika orang yang kita cintai itu ternyata justru mengajarkan pembalasan yang lain...
Seorang pengemis Yahudi buta memaki-maki Nabi Muhammad SAW, dikatakannya bahwa Muhammad adalah seorang pembohong, penyihir, orang gila, dan segala sumpah serapah lain, sambil mengeluarkan sumpah serapahnya pengemis itu juga sedang menikmati kedermawanan seorang yang tak dikenalnya, yang datang setiap hari untuk memberinya makan bahkan menyuapinya dengan kasih sayang, ketika Nabi meninggal dunia pengemis itu baru mengetahui kalau orang yang setiap hari menyuapinya makan itu adalah Muhammad yang juga setiap hari dia caci-maki.


Seorang tetangga Nabi yang sedang sakit kebingungan ketika dia dijenguk oleh Nabi Muahammad, Nabi adalah orang yang pertama kali menjenguknya, padahal Nabi adalah orang yang paling dia benci, yang setiap kali lewat depan rumahnya bukan tegur sapa yang dia berikan namun cacian dan air ludah yang ia berikan kepada Nabi, namun ketika dia sakit justru sang Nabilah yang pertama kali menjenguknya.


Ketika Nabi Muhammad SAW pergi ke Thoif dan menyerukan Islam kepada bani Tsaqif, Nabi justru mendapat sambutan yang tidak menyenangkan, mereka mencaci maki nabi dan melempari Nabi dengan batu hingga Nabi berlumuran darah, sampai-sampai malaikat meminta izin kepada Nabi untuk menghacurkan kaum penentang itu namun Nabi melarangnya “saya mengharap agar Allah mengeluarkan dari diri mereka itu generasi berikutnya yang mau beriman dan menghambakan diri kepada Allah Ta’ala” jawab Nabi SAW.


Ternyata kalau kita ingat-ingat kembali kisah-kisah diatas, kita akan melihat bagaimana Nabi Muhammad SAW tidak mengajarkan umatnya untuk membalas cacian dengan cacian atau hinaan dengan hinaan, namun Sang Nabi SAW justru mengajarkan kita untuk membalas kebencian dengan cinta, membalas kekerasan dengan kelembutan juga membalas caci maki, hinaan, pelecehan dengan Akhlaqul Karimah, maka pantaslah beliau dinamakan Muhammad “yang terpuji”, yang kemuliaannya tidak akan hilang atau berkurang hanya karena hinaan dari orang-orang yang belum mengerti dan keras hati.

Wallahu A'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garis Pertemuan Laut dan Langit

Pendapat mereka tentang sekolah

Hotpant