Musim yang tak pasti

Mungkin karena dosa para penduduk bumi maka musim menjadi tak pasti, setahun ini sepertinya tak ada musim hujan pun juga tak ada musim kemarau, pagi merekah bersama senyum matahari lalu ketika matahari mulai meninggi mendung datang tanpa diundang setelah sore senja yang biasanya ceria dimusim kemarau (ketika musim kemarau dan penghujan masih jelas) menjadi murung karena mendung yang semakin tebal, adzan maghrib berkumandang hujan lebat menggelegar, begitu sampai selepas Isya lalu semakin larut mendung beranjak pergi mempersilahkan rembulan yang muncul agak malu-malu.

Dulu para petani mulai menanam dan memanen padi mereka dengan membaca musim, para petani itu tidak hanya mampu membaca datangnya air namun juga mampu membaca datangnya hama perusak, mereka belajar dari alam dan merekapun menghormati alam. Begitupun juga para nelayan, mereka berlayar dengan membaca musim, menjadikan bintang sebagai kompas, mengendarai angin melawan gelombang.

Kini entah dimana para pembaca tanda-tanda alam itu, apa mungkin kini mereka telah pensiun sebab Negara kita telah menjadi pengimpor beras sehingga petani harus beralih profesi menjadi buruh, begitupun nelayan kini lebih banyak hanya menjala air sebab ikan-ikan telah dijarah nelayan asing yang peralatannya lebih canggih. Ataukah mereka masih tetap setia dengan takdir hidupnya sebagai petani dan nelayan namun tak lagi seperti dulu sebab alam kini tak lagi dapat dibaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garis Pertemuan Laut dan Langit

Pendapat mereka tentang sekolah

Hotpant